Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka Rembuk Nasional Pariwisata Indonesia (Masata) di Aruba Room The Kasablanka, Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (15/10/2019). Dalam kegiatan tersebut terungkap bahwa sektor pariwisata diproyeksikan akan menjadi “core economy” dan penyumbang devisa terbesar di Indonesia untuk lima tahun kedepan. Saat ini sektor pariwisata telah ditetapkan sebagai sektor unggulan penyumbang ekonomi bangsa oleh pemerintah melampaui CPO (minyak sawit mentah).
Indonesia memiliki ribuan destinasi, baik yang sudah populer namanya maupun yang masih belum digarap optimal. Apalagi pembangunan infrastruktur terus digalakkan, maka bukan tidak mungkin dunia pariwisata akan menjadi andalan baru bagi pemasukan negara.
Menempati peringkat ke-9 di dunia
Menurut Menpar, berdasarkan data World Travel & Tourism Council, pariwisata Indonesia menjadi yang tercepat tumbuh dengan menempati peringkat ke-9 di dunia, nomor tiga di Asia, dan nomor satu di kawasan Asia Tenggara. Capaian di sektor pariwisata itu juga diakui perusahaan media di Inggris, The Telegraph yang mencatat Indonesia sebagai “The Top 20 Fastest Growing Travel Destinations”.
Indeks daya saing pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan perkembangan membanggakan, dimana peringkat Indonesia naik 8 poin dari 50 pada 2015, ke peringkat 42 pada 2017.
Pada 2017, kata Menpar, pertumbuhan sektor pariwisata melaju pesat sebesar 22 persen, menempati peringkat kedua setelah Vietnam (29 persen). Sementara Malaysia tumbuh 4 persen, Singapura 5,7 persen, dan Thailand 8,7 persen. Di tahun yang sama, rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata di dunia 6,4 persen dan 7 persen di ASEAN. Vietnam lebih tinggi karena mereka melakukan deregulasi besar-besaran. Jadi, Vietnam saat ini adalah turis and investor darling.
Data kunjungan turis asing ke Indonesia
Tercatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia naik siginifikan dari 2015 – 2017. Pada 2015 sebanyak 10,41 juta, tahun 2016 menjadi 12,01 juta, dan tahun 2017 sebanyak 14,04 juta.
Sampai Agustus 2018, jumlah wisman mencapai 10,58 juta. Wisatawan nusantara juga terus naik. Sejak 2015 sebanyak 256 juta, tahun 2016 berkembang lagi menjadi 264,33 juta, dan tahun 2017 meningkat menjadi 270,82 juta.
Sementara itu, sumbangan devisa dari sektor pariwisata meningkat dari 12,2 miliar dolar AS pada 2015, menjadi 13,6 miliar dolar AS di 2016, dan naik lagi menjadi 15 miliar dolar AS pada 2017. Pada 2018 ditargetkan meraup devisa 17 miliar dolar AS serta pada 2019 dibidik menyumbang devisa nomor 1 mengalahkan sektor lain dengan proyeksi nilai sebesar 20 miliar dolar AS.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS