Wajah Baru Tebing Keraton Bandung di Dago Kini Lebih Nyaman




Bagi Anda yang pernah ke wisata alam Tebing Keraton kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. Djuanda, Dago Bandung, bila sekarang berkunjung lagi akan melihat suasana baru di kawasan ini. Sekarang, sudah ada lintasan selasar yang lebih nyaman dikunjungi dan tentunya instagramable banget. Kawasan Tahura dan Tebing Keraton memang telah dibenahi oleh pihak Pemprov Jabar.

Tebing Keraton sendiri merupakan salah satu titik yang dilintasi jalur migrasi Burung Raptor dunia. Sejak tahun 2014 ,Tebing Karaton telah menjadi salah satu objek wisata yang paling diminati di wilayah Bandung Raya. Destinasi wisata ini jaraknya juga cukup dekat dari pusat Kota Bandung, kurang lebih 14 kilometer (km) atau tujuh Km dari pintu Pos 1 Tahura Ir H Djuanda.

Proses penatan Selasar Tebing Keraton ini, , dilaksanakan pada 2017 dengan didanai oleh APBD Provinsi Jawa Barat. Penataan lain terlihat dari pintu masuk atau dekat area parkir yang lebih indah dari pemandangan sebelumnya yang dipenuhi para pedagang kaki lima (PKL). Pihak pengelola Tahura Djuanda pun menata akses jalan juga sumber daya manusia. Sebelumnya, sudah jadi pengalaman umum para pengunjung, untuk urusan transportasi dan lainnya ke kawasan Tebing Keraton dianggap kurang nyaman. Hal ini dari pemaksaan harus naik ojek dan retribusi lainnya. Kini, hal tersebut sudah dibenahi oleh pihak pengelola Tahura.

Pada Selasa, 13 Februari 2018, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau yang akrab dipanggil Aher bahkan menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu objek wisata populer Tebing Keraton yang terletak dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir H Djuanda. Aher, meninjau langsung objek wisata tersebut karena ingin memastikan perubahan yang dilakukan oleh pengelola berdampak positif bagi kondisi iklim mikro sekitar tebing.

Menurut Aher, untuk memudahkan akses wisatawan, Balai Pengelolaan Tahura Ir H Djuanda pernah melakukan penataan Tebing Keraton dengan membangun berbagai fasilitas termasuk pemasangan paving blok pada jalur tracking dan selasarnya pada 2014. Ternyata hal itu telah mengubah iklim mikro pada tebing yang terletak di ketinggian 1.200 mdpl. Ini menyebabkan suhu di area tebing lebih meningkat dari sebelumnya.

Dampaknya, menjauhnya kabut dari sekitar selasar Tebing Keraton. Secara langsung maupun tidak langsung ternyata itu juga dapat mengganggu jalur migrasi Burung Raptor dunia. Padahal salah satu daya tarik Tebing Karaton ini adalah wisata matahari terbit atau matahari tenggelam yang sangat indah dan menawan dengan diselimuti kabut yang tebal.

Selain itu, masalah kelembapan yang tinggi telah memberi pengaruh terhadap kondisi paving blok yang menjadi berlumut sehingga menjadi licin terutama jika musim penghujan tiba. Oleh karena itu, pada bulan Mei 2017, Aher telah meresmikan Tebing Keraton ini sebagai tempat wisata sekaligus sebagai Pusat Pemantauan Migrasi Burung Raptor Dunia.

Dalam upaya mengembalikan kondisi iklim mikro di sekitar Tebing Keraton dan meningkatkan fungsinya sebagai pusat pemantauan migrasi burung raptor dunia, perlu dilaksanakan penataan selasar Tebing Keraton dengan mengangkat paving yang telah terpasang. Kemudian ada penggantuan dengan material yang lebih ramah lingkungan serta dirancang sedemikian rupa sehingga secara umum tidak menempel langsung dengan tanah.

Untuk harga tiket masuk ke Tebing Keraton Rp.12.000 / orang sudah termasuk asuransi dan tiket berlaku untuk semua objek wisata di dalam Kawasan Tahura Djuanda selama satu hari. Karena tidak ada lahan parkir untuk kendaraan roda empat  di lokasi Tebing Karaton sehingga kendaraan roda empat tidak bisa memasuki area Tebing Karaton (parkir di gerbang Tahura). Untuk info lainnya seputar Tebing Keraton, silakan lihat di akun Instagram @tahuradjuanda.official.

----------

Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS