Bicara usaha yang satu ini kita bisa berkiblat pada perkembangan fashion kaos di Kota Bandung. Ya, usaha distro atau clothing-an memang Kota Bandung menjadi barometer. Banyak distro yang bertebaran di Bandung. Dari mulai yang penuh idealisme, seperti kaos-kaos khas penggemar musik underground hingga komunitas. Untuk yang segmen penjualan sistem partai besar, di Bandung ada Parahyangan Plaza.
Di sebuah gedung kawasan Alun-alun Bandung ini terdapat ratusan toko yang menjual aneka kaos dengan desain yang variatif juga. Di Bandung usaha ini sudah tersistem dari hulu ke hilir (produsen-konsumen). Nah, mungkin juga Anda tertarik untuk membuat sendiri toko distro atau kaos clothing di daerah Anda sendiri? Tips berikut mungkin bermanfaat bagi Anda.
Apa saja yang perlu diperhatikan saat akan membuka usaha kaos clothing-an ini?
1. Siapkan segmen pasar dengan pemilihan desain yang unik.
Keunikan dan gaya desain yang khas adalah ciri utama jika ingin terjun usaha bisnis kaos ini. Ini menyangkut segmentasi apa yang akan Anda bidik. Misalnya, anak-anak muda, bisa membidik desain yang berhubungan dengan musik, olahraga, atau kaos kasual lainnya. Kaos dengan penggarapan desain yang unik dan menarik tentunya menjadi pembeda dengan produk serupa lainnya.
Peta persaingan bagi Anda akan lumayan aman jika mempunyai ciri tersendiri. Bahkan, ada istilah konsumen membeli ekslusifitas kaos karena label yang dimiliki kaos tersebut. Masalah bahan kain dan sablonan dimana-mana sama saja. Sekali lagi, yang menjadi pembeda adalah kekhasan label/merek kaos yang Anda garap.
2. Kenali jenis kain yang akan digunakan.
Segmentasi kaos berhubungan dengan kain. Maksudnya, jika Anda ingin membidik segmen ekslusif bisa menggunakan bahan yang awet dan nyaman dipakai. Jika ingin terjun dalam bisnis orderan untuk kampanye, misalnya, itu tentu akan menggunakan bahan yang murah meriah plus kualitas yang tidak seberapa. Berikut ini beberapa jenis kain yang biasa digunakan dalam bisnis kaos:
- Cotton Combed
Ini cocok bagi Anda yang ingin usaha kaos berciri ekslusif. Bahan katun combed ini mempunyai ciri serat benang dan hasil rajutan bahan lebih halus dan rata. Bahan ini memiliki jenis: 20s, 24s, 30s, 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, tentu semakin mahal harganya. Kaos distro umumnya menggunakan jenis cotton combed 20s, 24s, atau 30s.
- Cotton Carder
Bahan ini juga memilik jenis 20s, 24s, 30s serta benang yang digunakan dalam bahan cotton carded kurang halus. Biasanya, bahan ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah. Alasannya, harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed. Walaupun memiliki tekstur kurang halus bahan ini nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam.
- CVC (Cotton Viscose)
Bahan CVC merupakan campuran dari 55% Cotton Combed plus 45% Viscose. Kelebihannya tingkat susut pola lebih kecil dari bahan Cotton. Bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
- TC (Teteron Cotton)
Bahannya campuran: 35% Cotton Combed + 65% Polyester (Teteron). Bahan ini biasanya agak panas serta kurang bisa menyerap keringat. Kelebihannya, tidak mudah susut/melar) walau dicuci berkali-kali. Masalah harga, relatif lebih murah dari bahan-bahan kaos yang lainnya.
- Polyester (PE)Bahan ini terbuat dari serat sintetis/buatan dari hasil minyak bumi yang dibuat untuk bahan kaos berupa serat fiber poly. Cirinya, bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas jika dipakai.
- Hyget
Biasanya dipakai untuk kaos partai Pemilu. Hyget terbuat dari plastik, tetapi lebih tipis. Harganya terhitung paling mura dibanding bahan kain lain.
Adapun untuk jenis bahan sablon yang biasa digunakan untuk kaos distro adalah sebagai berikut:
- RubberJenis sablon ini yang paling sering digunakan. Bahan sablon rubber ini cocok dipakai untuk bahan kain warna gelap maupun terang. Bahan sablon ini sifatnya yang menumpang dan menutupi rajutan kain.
- PigmenJenis bahan ini biasa dipakai untuk kaos berwarna terang. Sifat bahan sablon pigmen menyerap pada kain.
- PlastisolIni salah satu bahan sablon yang umum digunakan dan menjadi favorit para penggemar kaos. Plastisol berbahan dasar cat minyak. Kelebihannya saat dicetak, dot/raster super kecil bisa menampilkan hasil prima. Kelebihan lainnya tanpa limbah alias ramah lingkungan dan dikenal bahan yang irit. Namun, untuk bahan ini butuh dana lebih karena saat mengeringkan bahan sablon plastisol dibutuhkan sinar infra merah.
- Glow in the darkBahn ini yang menjadikan cat sablon bisa menyala saat kaos berada di tempat gelap. Bahannya sendiri bisa dari rubber, pigmen, ataupun plastisol.
- ReflektifIni merupakan bahan sablon dengan hasil cat yang menyala jika kaos disinari oleh sebuah sumber cahaya.
- Discharge Cat dengan kemampuan menipiskan/menghilangkan warna dasar kaos kemudian diisi dengan warna baru sesuai dengan kebutuhan.
- FlockingJenis ini bahannya berbentuk jadinya seperti beludru.
- Foam (cat timbul)Dikenal juga dengan sebutan puff print. Bahannya merupakan pengolahan khusus dari rubber atau plastisol namun bentuk timbul keduanya berbeda.
3. Persiapkan modal
Modal bisa Anda dapatkan dengan sistem patungan atau peminjaman pada investor. Pertimbangkan biaya produksi (pembelian bahan, jahit bahan, sablon, hingga pengemasan). Modal awal untuk usaha ini biasanya lumayan antara 10 - 20 juta untuk kisaran skala minimalis. Namun, bisa puluhan hingga ratusan juta untuk saha skala besar (hitungan promosi, brand image, toko, produksi, SDM, operasional, dsb.).
Ini menyangkut brand image dengan promosi yang dilakukan secara kontinyu dan terarah. Untuk penjualan kaos sistem distro, biasanya harga jual 2x lipat harga produksi. Maklum saja, karena desain dan produksi dalam pola penjualan distro memang sedikit alias tidak seperti pabrikan/garmen. Ini menyangkut kekhasan kaos, dimana pemakai salah satu desain kaos tidaklah banyak (biasanya dibuat hanya 1 kodi/desain).
4. Jalin kerja sama baik dengan bagian desainer dan produksi
Sebagai "laskar" jaringan usaha, bisnis ini bergantung pada desainer kaos yang mampu menerjemahkan konsep kaos yang ingin Anda buat. Anda bisa memilih desainer freelance ataupun dijadikan pekerja. Untuk bagian produksi, Anda bisa membuat konfeksi sendiri atau dengan sistem makloon.
Masalah pertimbangan biaya tentu berpengaruh. Hal lainnya berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan kerja. Untuk awal usaha ini, Anda bisa bermitra dengan desainer, pembuat kaos, dan penyablon. Untuk penjahit kaos ada juga yang langsung satu paket dengan sablon dan pengemasan.
Nah, untuk kemasan sendiri menjadi poin penting. Ini berhubungan dengan kemasan kaos (memakai plastik atau wadah yang unik), label kaos, dan label harga. Kaos yang dibuat disesuaikan juga warna dan ukurannya (M, L, XL, XXL) atau body size. Adapun harga produksi kaos per item (untuk bahan cotton combed) antara Rp. 35.000,- hingga Rp.50.000,-. Ini bergantung banyaknya jumlah kaos yang Anda buat. Semakin banyak, maka semakin murah harganya.
5. Tentukan tempat usaha Anda.
Apakah Anda akan berjualan dengan sistem toko konvensinal, toko online, atau gabungan keduanya. Anda juga bisa melakukan penjualan dengan sistem reseller, distributor, atau penjualan per item. Untuk bahan referensi, silakan Anda survei sendiri ke toko-toko distro yang sudah ada atau searching di website.
Jangan lupa, Anda harus terus meng-update trend yang terus berubah. Kecenderunan perubahan tren ini bisa dari desain kaos (gambar dan font), bahan kaos, hingga bahan sablonan. Sedangkan untuk tren ini bisa Anda survei di online shop atau media sosial dimana banyak bertebaran toko online clothingan dengan ragam pilihan produk kaos, jaket, dsb.
Di sebuah gedung kawasan Alun-alun Bandung ini terdapat ratusan toko yang menjual aneka kaos dengan desain yang variatif juga. Di Bandung usaha ini sudah tersistem dari hulu ke hilir (produsen-konsumen). Nah, mungkin juga Anda tertarik untuk membuat sendiri toko distro atau kaos clothing di daerah Anda sendiri? Tips berikut mungkin bermanfaat bagi Anda.
Apa saja yang perlu diperhatikan saat akan membuka usaha kaos clothing-an ini?
1. Siapkan segmen pasar dengan pemilihan desain yang unik.
Keunikan dan gaya desain yang khas adalah ciri utama jika ingin terjun usaha bisnis kaos ini. Ini menyangkut segmentasi apa yang akan Anda bidik. Misalnya, anak-anak muda, bisa membidik desain yang berhubungan dengan musik, olahraga, atau kaos kasual lainnya. Kaos dengan penggarapan desain yang unik dan menarik tentunya menjadi pembeda dengan produk serupa lainnya.
Peta persaingan bagi Anda akan lumayan aman jika mempunyai ciri tersendiri. Bahkan, ada istilah konsumen membeli ekslusifitas kaos karena label yang dimiliki kaos tersebut. Masalah bahan kain dan sablonan dimana-mana sama saja. Sekali lagi, yang menjadi pembeda adalah kekhasan label/merek kaos yang Anda garap.
2. Kenali jenis kain yang akan digunakan.
Segmentasi kaos berhubungan dengan kain. Maksudnya, jika Anda ingin membidik segmen ekslusif bisa menggunakan bahan yang awet dan nyaman dipakai. Jika ingin terjun dalam bisnis orderan untuk kampanye, misalnya, itu tentu akan menggunakan bahan yang murah meriah plus kualitas yang tidak seberapa. Berikut ini beberapa jenis kain yang biasa digunakan dalam bisnis kaos:
- Cotton Combed
Ini cocok bagi Anda yang ingin usaha kaos berciri ekslusif. Bahan katun combed ini mempunyai ciri serat benang dan hasil rajutan bahan lebih halus dan rata. Bahan ini memiliki jenis: 20s, 24s, 30s, 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, tentu semakin mahal harganya. Kaos distro umumnya menggunakan jenis cotton combed 20s, 24s, atau 30s.
- Cotton Carder
Bahan ini juga memilik jenis 20s, 24s, 30s serta benang yang digunakan dalam bahan cotton carded kurang halus. Biasanya, bahan ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah. Alasannya, harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed. Walaupun memiliki tekstur kurang halus bahan ini nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam.
- CVC (Cotton Viscose)
Bahan CVC merupakan campuran dari 55% Cotton Combed plus 45% Viscose. Kelebihannya tingkat susut pola lebih kecil dari bahan Cotton. Bahan ini juga bersifat menyerap keringat.
- TC (Teteron Cotton)
Bahannya campuran: 35% Cotton Combed + 65% Polyester (Teteron). Bahan ini biasanya agak panas serta kurang bisa menyerap keringat. Kelebihannya, tidak mudah susut/melar) walau dicuci berkali-kali. Masalah harga, relatif lebih murah dari bahan-bahan kaos yang lainnya.
- Polyester (PE)Bahan ini terbuat dari serat sintetis/buatan dari hasil minyak bumi yang dibuat untuk bahan kaos berupa serat fiber poly. Cirinya, bahan ini tidak bisa menyerap keringat dan panas jika dipakai.
- Hyget
Biasanya dipakai untuk kaos partai Pemilu. Hyget terbuat dari plastik, tetapi lebih tipis. Harganya terhitung paling mura dibanding bahan kain lain.
Adapun untuk jenis bahan sablon yang biasa digunakan untuk kaos distro adalah sebagai berikut:
- RubberJenis sablon ini yang paling sering digunakan. Bahan sablon rubber ini cocok dipakai untuk bahan kain warna gelap maupun terang. Bahan sablon ini sifatnya yang menumpang dan menutupi rajutan kain.
- PigmenJenis bahan ini biasa dipakai untuk kaos berwarna terang. Sifat bahan sablon pigmen menyerap pada kain.
- PlastisolIni salah satu bahan sablon yang umum digunakan dan menjadi favorit para penggemar kaos. Plastisol berbahan dasar cat minyak. Kelebihannya saat dicetak, dot/raster super kecil bisa menampilkan hasil prima. Kelebihan lainnya tanpa limbah alias ramah lingkungan dan dikenal bahan yang irit. Namun, untuk bahan ini butuh dana lebih karena saat mengeringkan bahan sablon plastisol dibutuhkan sinar infra merah.
- Glow in the darkBahn ini yang menjadikan cat sablon bisa menyala saat kaos berada di tempat gelap. Bahannya sendiri bisa dari rubber, pigmen, ataupun plastisol.
- ReflektifIni merupakan bahan sablon dengan hasil cat yang menyala jika kaos disinari oleh sebuah sumber cahaya.
- Discharge Cat dengan kemampuan menipiskan/menghilangkan warna dasar kaos kemudian diisi dengan warna baru sesuai dengan kebutuhan.
- FlockingJenis ini bahannya berbentuk jadinya seperti beludru.
- Foam (cat timbul)Dikenal juga dengan sebutan puff print. Bahannya merupakan pengolahan khusus dari rubber atau plastisol namun bentuk timbul keduanya berbeda.
3. Persiapkan modal
Modal bisa Anda dapatkan dengan sistem patungan atau peminjaman pada investor. Pertimbangkan biaya produksi (pembelian bahan, jahit bahan, sablon, hingga pengemasan). Modal awal untuk usaha ini biasanya lumayan antara 10 - 20 juta untuk kisaran skala minimalis. Namun, bisa puluhan hingga ratusan juta untuk saha skala besar (hitungan promosi, brand image, toko, produksi, SDM, operasional, dsb.).
Ini menyangkut brand image dengan promosi yang dilakukan secara kontinyu dan terarah. Untuk penjualan kaos sistem distro, biasanya harga jual 2x lipat harga produksi. Maklum saja, karena desain dan produksi dalam pola penjualan distro memang sedikit alias tidak seperti pabrikan/garmen. Ini menyangkut kekhasan kaos, dimana pemakai salah satu desain kaos tidaklah banyak (biasanya dibuat hanya 1 kodi/desain).
4. Jalin kerja sama baik dengan bagian desainer dan produksi
Sebagai "laskar" jaringan usaha, bisnis ini bergantung pada desainer kaos yang mampu menerjemahkan konsep kaos yang ingin Anda buat. Anda bisa memilih desainer freelance ataupun dijadikan pekerja. Untuk bagian produksi, Anda bisa membuat konfeksi sendiri atau dengan sistem makloon.
Masalah pertimbangan biaya tentu berpengaruh. Hal lainnya berhubungan dengan kecepatan dan ketepatan kerja. Untuk awal usaha ini, Anda bisa bermitra dengan desainer, pembuat kaos, dan penyablon. Untuk penjahit kaos ada juga yang langsung satu paket dengan sablon dan pengemasan.
Nah, untuk kemasan sendiri menjadi poin penting. Ini berhubungan dengan kemasan kaos (memakai plastik atau wadah yang unik), label kaos, dan label harga. Kaos yang dibuat disesuaikan juga warna dan ukurannya (M, L, XL, XXL) atau body size. Adapun harga produksi kaos per item (untuk bahan cotton combed) antara Rp. 35.000,- hingga Rp.50.000,-. Ini bergantung banyaknya jumlah kaos yang Anda buat. Semakin banyak, maka semakin murah harganya.
5. Tentukan tempat usaha Anda.
Apakah Anda akan berjualan dengan sistem toko konvensinal, toko online, atau gabungan keduanya. Anda juga bisa melakukan penjualan dengan sistem reseller, distributor, atau penjualan per item. Untuk bahan referensi, silakan Anda survei sendiri ke toko-toko distro yang sudah ada atau searching di website.
Jangan lupa, Anda harus terus meng-update trend yang terus berubah. Kecenderunan perubahan tren ini bisa dari desain kaos (gambar dan font), bahan kaos, hingga bahan sablonan. Sedangkan untuk tren ini bisa Anda survei di online shop atau media sosial dimana banyak bertebaran toko online clothingan dengan ragam pilihan produk kaos, jaket, dsb.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS