Bagi warga Bandung khususnya dan umumnya warga Jawa Barat, salah satu kawasan di pusat kota Bandung ini lebih dikenal sebagai sentra koran Cikapundung yang diprakarsai oleh Persatuan Agen Surat Kabar dan Majalah (Paskam). Sentra penyaluran media cetak ini sudah ada sejak 1977 di Cikapundung Timur, sekarang Jalan Soekarno atau lebih dikenal Cikapundung River Spot. Tempat di area barat Gedung Merdeka (Musem Konferensi Asia Afrika) ini dulunya merupakan tempat parkir tank yang dikelola Divisi Kavaleri Kodam III/Siliwangi.
Tempat Berkumpulnya Agen dan Pengecer Media Cetak
Sejak dinihari, para agen/pengecer dan loper langganan koran, majalah, komik, hingga buku teka-teki silang (TTS) biasa meramaikan tempat ini. Lokasinya tepatnya jika sekarang di pinggir musala/area air mancur. Hingga pagi hari (pukul 9-an), aktivitas penyebaran media cetak tersebut berlangsung. Maka tak heran jika tempat ini pun ramai oleh para pedagang lain, dari tukang kopi, tukang bubur ayam, hingga tukang kupat tahu. Perputaran uang di sini pun bisa dibilang tak kecil, bisa ratusan juta.
Pada tahun '70-an, bursa koran dan majalah tersebut sebelumnya nomaden. Mereka pernah mengisi Stasiun Hall (Jln. Kebon Kawung) kemudian ke area Lapangan Udara Husein Sastranegara. Lalu pindah ke Jalan Arjuna (daerah Ciroyom) hingga ke Stadion Persib (Stadion Sidolig), Jln. Ahmad Yani.
Setelah itu, aktivitas bursa koran pun sempat pindah ke sekitar Hotel Homman, pertokoan Sarinah/terusan Braga, Cikapundung Barat, hingga pada 1977 menetap di Cikapundung Timur. Pada 2015 bursa koran pun harus rela tempatnya direvitalisasi menjadi taman Riverspot Cikapundung. Namun, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjamin para agen dan loper koran di tempat tersebut masih bisa beraktivitas.
Tempat Wisata Area Publik
Kini, masyarakat lebih mengenal area di seberang selatan Pasar Cikapundung tersebut sebagai Plaza Cikapundung River Spot yang lokasinya persis di bantaran Sungai Cikapundung. Tempat lainnya yang dibikin di bantara Sungai Cikapundung yakni Teras Cikapundung yang ada di utara Bandung (area Babakan Siliwangi).
Tempat wisata publik ini kini biasa ramai dikunjungi para wisatawan yang datang dari seputaran Bandung sendiri dan dari daerah lain. Untuk masuk ke area publik ini tidak dipungut biaya. Tempat ini pun biasa digunakan untuk event-event di Bandung, baik yang diselenggarakan Pemkot Bandung ataupun event organizer (EO).
Salah satu spot menarik yang ada di Plaza Cikapundung River Spot ada air mancur menari-menari. Ari mancur warna-warni tersebut biasa dinyalakan malam hari. Adapun diameter air mancur tersebut sekitar dua meter. Air mancur ini biasanya dinyalakan hanya pada pukul 7-10 pagi dan pukul 19.00-22.00. Sementara khusus saat akhir pekan, air mancur biasa dinyalakan hari setiap 30 menit sekali. Di area Cikapundung River Spot tersebut terdapat deretan bangku bermeja berukuran persegi empat warna merah.
Namun yang pasti, tempat ini kini menjadi salah satu spot wisata yang paling banyak menarik wisatawan. Rasanya belum sah ke Bandung jika belum ke tempat ini. Para pengunjung biasanya menjadikan Cikapundung River Spot sebagai area favorit untuk berselfie ria. Maklum saja, banyak spot menarik untuk objek latar, dari tiang-tiang lampu bernuansa klasik, Gedung Merdeka, air mancur warna-warni, hingga berfoto dengan aneka badut dengan karakter unik.
Lebih dari itu, lokasi Cikapundung Rivers Spot pun sangat dekat dengan tempat wisata lain di pusat kota Bandung. Di arah utara ada Jln. Braga yang sudah sangat terkenal, Pasar Antik dan Pasar Elektronik Cikapundung, Kopi Aroma, Warung Ceu Mar, hingga ke lebih utara lagi ada Gedung Bank Indonesia, Taman Balai Kota, Taman Vanda, dan Taman Tepian Anak Sungai Cikapayang.
Sementara di arah utara dan barat Cikapundung River Spot ada Taman Alun-Alun, Masjid Raya Bandung, gedung tua (Kantor Pos, bekas hotel Swarha), aneka kuliner malam hari di Jln. Cikapundung Barat, sentra elektronik dan kacamata Jln. ABC, monumen sel Soekarno di bekas penjara Banceuy dekat kantor HU Galamedia (penjara Banceuy sendiri telah direlokasi ke Jln. Soekarno-Hatta/By Pass dekat Perumahan Mekarwangi).
Sementara di sebelah timur Cikapundung River Spot ada Gedung Merdeka/Museum Konferensi Asia Afrika yang menjadi spot favorit untuk foto-foto. Juga ada ornamen bertuliskan "Braga" di dekat Bank BJB pusat. Lokasi lainnya yang terdekap ada Hotel Savoy Homann juga gedung-gedung tua di sepanjang Jln. Asia Afrika yang cocok untuk selfie.
Di Balik Perubahan Nama Menjadi Jln. Dr. Ir. Sukarno
Jalan Cikapundung Timur dulunya bisa dilewati kendaraan. Namun setelah direvitalisasi dan ditutup, pada 10 November 2016, Jalan Cikapundung Timur menjadi Jalan Dr. Ir. Sukarno. Perubahan nama tersebut disaksikan langsung oleh Guruh Sukarno Putra bersama keluarga dan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Rizal Ramli.
Sementara alasan perubahan nama tersebut karena jalan tersebut bermuara ke Jalan Asia Afrika yang merupakan jalan pertama di tanah Jawa; Jalan Dr. Ir. Sukarno ini membentang di samping Gedung Merdeka yang menjadi tempat pelaksanaan peristiwa bersejarah KAA yang diikuti oleh negara-negara di Asia dan Afrika; Jalan Cikapundung Timur dilalui oleh Sungai Cikapundung yang menjadi urat nadi warga Bandung.
Adapun latar belakang penulisan nama Jln. Dr. Ir. Sukarno dengan huruf "u" bukan dengan huruf "oe", menuru Ridwan Kamil hal itu berdasarkan keinginan Sukarno sendiri sewaktu hidupnya. Sang Bapak Bangsa itu sebenarnya ingin menggunakan "u", karena "oe" dianggapnya ejaan dari penjajah. Menurut Wali Kota, Ridwan Kamil, pemilihan lokasi jalan ini sudah melalui beberapa pertimbangan.
Perubahan nama jalan bukan hanya di Jln. Cikapundung Timur. Perubahan nama jalan lain, misalnya Jalan Ujungberung (di Bandung Timur) menjadi Jalan AH Nasution, Jalan Kiaracondong menjadi Jalan Ibrahim Ajie dan Jalan Kopo-Margahayu menjadi Jalan KH Abdurahman Wahid.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS