Indonesia kembali mendapat kehormatan menyelenggarakan ajang akbar olahraga petualangan tingkat dunia. Setelah Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) berhasil menggelar Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang di Pegunungan Puncak, Jawa Barat, Agustus lalu, kini Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) yang diketuai Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen (Mar) Buyung Lalana, akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Arung Jeram (World Rafting Championship/WRC) 2015.
29 November - 8 Desember 2015
Sesuai informasi yang dikirim oleh pihak panitia kepada Redaksi Wisata Jawa Barat, Kejuaraan Kategori R6/Rafting 6 (6 atlit dalam perahu) tersebut, akan berlangsung di Sungai Citarik, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 29 November hingga 8 Desember 2015. Sekitar 650 rafter (sebutan bagi atlit arung jeram) putri dan putra yang tergabung dalam 73 regu asal 24 negara, akan berlomba dalam empat kelas; Master (di atas usia 40 tahun), Terbuka (untuk semua kelas), Youth/Remaja, di bawah usia 19 tahun (Under-19) dan Junior (U-23). Setiap negara hanya boleh menurunkan satu regu (6 pedayung dengan satu orang pedayung cadangan) putri dan putra untuk setiap kelas. Indonesia yang menurunkan 49 rafter dalam 7 regu, akan mengikuti semua kelas kecuali Master Putri.
Sedangkan nomor yang dilombakan adalah Sprint (adu cepat sepanjang 300 meter), H2H/Head To Head (adu cepat satu regu lawan satu regu dalam kompetisi sistim gugur), Down River (adu cepat sepanjang 8-12 km) dan Slalom (adu cepat melewati beberapa tiang, mengikuti arus maupun melawan arus). Dengan turunnya hujan selama seminggu terakhir, ketinggian air Sungai Citarik sudah mencapai 80 cm, syarat terlaksananya lomba dengan baik.
Setelah melalui proses panjang lewat penawaran kepada Federasi Arung Jeram Internasional (IRF/International Rafting Federation) sebagai induk olahraga arung jeram dunia, dan peninjauan oleh tim IRF, dipilihnya Sungai Citarik adalah pertama kali bagi Indonesia menjadi tuanrumah Kejuaraan Dunia. Pada 2010, Indonesia menjadi tuanrumah Kejuaraan Australasia, antar negara-negara Asia dan Australia. Namun berlangsung di Sungai Serayu, Kabupaten Banjarnegara serta Sungai Elo dan Sungai Progo di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tahun lalu sebagai syarat menjadi tuanrumah WRC, Sungai Citarik menjadi ajang Pra WRC. Namun hanya Malasyia yang menjadi peserta asing.
Kesempatan Bagi Tim Arung Jeram Indonesia
Menurut Direktur Lomba WRC 2015 Indonesia, rafter senior putri Indonesia, Amalia Yunita, yang juga Ketua Harian PB FAJI, kepada Humas & Koordinator Media WRC 2015 Indonesia, Tagor Siagian, “Selama tujuh kali menjadi juri WRC, saya selalu bermimpi, kapan Indonesia Raya bisa berkumandang. Inilah kesempatan terbaik mewujudkan itu! Atlit tuan rumah tentunya sangat berpeluang menjadi juara, karena sudah mengenal medan lomba. Ini juga ajang terbaik mengenalkan wisata olahraga air di Indonesia ke seluruh dunia,” jelasnya.
Jika Indonesia berhasil menjuarai salah satu nomor lomba dan merebut medali emas, mimpi Yuni akan menjadi kenyataan. “Saya 'nekat' mengajukan Indonesia menjadi tuan rumah, karena mimpi saya itu,” lanjutnya. Sebagai Direktur Lomba, yang mengurus masalah teknis lomba, Yuni akan dibantu 12 wasit dan 3 orang juri yang ditentukan IRF. Juri mengolah protes peserta jika ada dan mengambil keputusan akhir terkait hasil lomba dan hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan lomba. Di samping itu, ada 2 kelompok pencatat waktu dan 11 wasit sukarela untuk memantau kejadian sepanjang 12 km jalur sungai yang menjadi rute lomba.
29 November - 8 Desember 2015
Sesuai informasi yang dikirim oleh pihak panitia kepada Redaksi Wisata Jawa Barat, Kejuaraan Kategori R6/Rafting 6 (6 atlit dalam perahu) tersebut, akan berlangsung di Sungai Citarik, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 29 November hingga 8 Desember 2015. Sekitar 650 rafter (sebutan bagi atlit arung jeram) putri dan putra yang tergabung dalam 73 regu asal 24 negara, akan berlomba dalam empat kelas; Master (di atas usia 40 tahun), Terbuka (untuk semua kelas), Youth/Remaja, di bawah usia 19 tahun (Under-19) dan Junior (U-23). Setiap negara hanya boleh menurunkan satu regu (6 pedayung dengan satu orang pedayung cadangan) putri dan putra untuk setiap kelas. Indonesia yang menurunkan 49 rafter dalam 7 regu, akan mengikuti semua kelas kecuali Master Putri.
Sedangkan nomor yang dilombakan adalah Sprint (adu cepat sepanjang 300 meter), H2H/Head To Head (adu cepat satu regu lawan satu regu dalam kompetisi sistim gugur), Down River (adu cepat sepanjang 8-12 km) dan Slalom (adu cepat melewati beberapa tiang, mengikuti arus maupun melawan arus). Dengan turunnya hujan selama seminggu terakhir, ketinggian air Sungai Citarik sudah mencapai 80 cm, syarat terlaksananya lomba dengan baik.
Setelah melalui proses panjang lewat penawaran kepada Federasi Arung Jeram Internasional (IRF/International Rafting Federation) sebagai induk olahraga arung jeram dunia, dan peninjauan oleh tim IRF, dipilihnya Sungai Citarik adalah pertama kali bagi Indonesia menjadi tuanrumah Kejuaraan Dunia. Pada 2010, Indonesia menjadi tuanrumah Kejuaraan Australasia, antar negara-negara Asia dan Australia. Namun berlangsung di Sungai Serayu, Kabupaten Banjarnegara serta Sungai Elo dan Sungai Progo di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tahun lalu sebagai syarat menjadi tuanrumah WRC, Sungai Citarik menjadi ajang Pra WRC. Namun hanya Malasyia yang menjadi peserta asing.
Kesempatan Bagi Tim Arung Jeram Indonesia
Menurut Direktur Lomba WRC 2015 Indonesia, rafter senior putri Indonesia, Amalia Yunita, yang juga Ketua Harian PB FAJI, kepada Humas & Koordinator Media WRC 2015 Indonesia, Tagor Siagian, “Selama tujuh kali menjadi juri WRC, saya selalu bermimpi, kapan Indonesia Raya bisa berkumandang. Inilah kesempatan terbaik mewujudkan itu! Atlit tuan rumah tentunya sangat berpeluang menjadi juara, karena sudah mengenal medan lomba. Ini juga ajang terbaik mengenalkan wisata olahraga air di Indonesia ke seluruh dunia,” jelasnya.
Jika Indonesia berhasil menjuarai salah satu nomor lomba dan merebut medali emas, mimpi Yuni akan menjadi kenyataan. “Saya 'nekat' mengajukan Indonesia menjadi tuan rumah, karena mimpi saya itu,” lanjutnya. Sebagai Direktur Lomba, yang mengurus masalah teknis lomba, Yuni akan dibantu 12 wasit dan 3 orang juri yang ditentukan IRF. Juri mengolah protes peserta jika ada dan mengambil keputusan akhir terkait hasil lomba dan hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan lomba. Di samping itu, ada 2 kelompok pencatat waktu dan 11 wasit sukarela untuk memantau kejadian sepanjang 12 km jalur sungai yang menjadi rute lomba.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS