Kearifan Lokal Khas Purwakarta : 7 Poé Pendidikan Purwakarta Istimewa



Pemerintahan Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang terus fokus dalam mengembalikan kearifan lokal yang hidup di masyarakatnya. Bidang pendidikan merupakan tombak perubahan dimasa depan dan dianggap menjadi kunci untuk bisa meujudkan cita-cita tersebut.

Melalui Bupati Purwakarta, Kang Dedi Mulyadi. Pemerintahan Kabupaten Purwakarta berupaya untuk menumbuhkan kembali budaya lokal. Serta mengajak masyarakatnya untuk mengenal, mencintai dan bisa memegang teguh kearifan lokal khas Purwakarta.Salah satunya dengan digalakannya Program Tujuh Hari Pendidikan Purwakarta Istimewa melalui sistem pendidikan. Program yang terdiri dari muatan berbagai aspek agar murid-murid diharapakan bisa mengenal kearifan lokal.

Dimulai dari hari Senen "Ajeg Nusantara". Ajeg yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tegak, dimana pada hari senin tersebut seluruh guru dapat menyampaikan berbagai hal tentang Indonesia.

Hari kedua, Salasa "Mapag Buana". Dimana Mapag Buana mengandung arti menjemput dunia. Maksudnyapelajar di Purwakarta akan diberikan pengetahuan tentang dunia internasional. Pelajar Purwakarta harus bisa bersaing dan harus menjadi yang terkuat serta tangguh di dunia dengan budayanya.

Hari ketiga, Rebo "Maneuh di Sunda", muatannya berisi pendidikan khas Sunda. Karena berada di tanah sunda, maka pelajar Purwakarta diharuskan memakai pangsi, iket serta kebaya sebagai simbol orang sunda yang beradab dan berbudaya.

Hari keempat diberi nama, Kemis "Nyanding Wawangi". Pelajar Purwakarta yang berkarakter adalah yang dirinya menyukai estetika berbudaya serta memiliki jiwa seni, yang bisa membawa harum tanah airnya. Hari ini hari khusus belajar estetika. Dijelaskan, murid belajar sastra, mendekorasi ruangan dan lain sebagainya.

Hari kelima, Jumaah "Nyucikeun Diri". Di hari Jumat itu berisi penanaman nilai spiritual dan kebersihan lingkungan. Sebagai umat beragama, pelajar Purwakarta harus menjaga kesucian hati, jiwa dan pikiran agar tetap terjaga dan selalu dekat dengan Tuhan dengan cara beribadah.

Untuk Hari Sabtu dan Minggu diberi nama Sabtu - Minggu "Betah di Imah". Betah yang dapat diartikan nyaman menempati suatu tempat dan Imah berarti rumah atau tempat tinggal. Dimana pelajar Purwakarta haruslah merasa nyaman berada di rumahnya masing-masing dengan bersikap saling bantu membantu pekerjaan yang ada di rumah. Dan yang pada akhirnya setiap pelajar diharapkan bisa saling mengenal dengan sesama anggota keluarganya.

----------

Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS