Pada Maret 2019, meme "tuman" viral di media sosial. Bagi Anda yang bertutur berbahasa Sunda, mendengar ungkapan "tuman" mungkin sudah biasa. Arti "tuman" sendiri lebih merujuk pada makna 'kebiasaan' dan kebiasaannya tersebut dimana si pelaku dianggap keenakan terus berbuat kurang baik sehingga merugikan orang lain. Dalam Kamus Basa Sunda karya R. Satjadibrata, kata "tuman" mengandung makna:
tuman, tutur; ditumanan at. dipitumanan dibiasakeun; katumanan; kangeungeunahan.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V, kata tersebut mengandung arti berikut:
tu.man: menjadi biasa (suka, gemar, dan sebagainya) sesudah merasai senangnya, enaknya, dan sebagainya: agar tidak -- berbuat begitu, hajarlah ia kalau kebetulan ketahuan sedang berbuat kurang sopan
Bila merujuk pada kondisi sosial, istilah ini berhubungan dengan kebiasaan kurang baik yang dilakukan oleh seseorang. Kata tersebut lebih diungkapkan saat sedang kesal. Misal ada seseorang yang selalu meminjam motor tapi tidak mengisi bensin, maka kata tersebut bisa jadi pengungkapan sebagai bentuk kekesalan, misalnya:
"Euh, nya ari geus make motor tara dieusian deui bensinna teh! Tuman siah!"
(Euh, kebiasaan kalau sudah pake motor gak diisi lagi bensin. Kebiasaan lu!)
Ungkapan "tuman" yang berkolerasi dengan rasa kesal tersebut biasanya ada efek lanjutan. Hal ini bisa saja dengan langsung menasihati, memarahi, atau menggamparnya. Dan kebetulan dalam meme yang viral tersebut si pelaku digambarkan sedang digampar. Dan memang inilah konteksnya dimana si korban melakukan hal tersebut karena saking kesalnya. Pengungkapannya pun biasanya dengan bahasa kasar pula sebagai bentuk luapan emosi.
Kembali pada hubungan meme "tuman" dengan kebiasan buruk di masyarakat, maka ungkapan "tuman" tersebut bisa berlaku pada kondisi apa saja yang bikin kesal. Bisa kebiasaan pejabat yang tak berhenti korupsi; teman yang kebiasaan minta tethering internet; atau orang yang hobinya pinjam uang tapi susah membayar balik. Pokoknya semua si pelaku serasa keenakan dan melakukanya berulang kali dan kelakuan/kebiasaannya tersebut merugikan pihak lain.
Dalam bahasa Sunda, ungkapan yang setara dengan kata "tuman" tersebut adalah "angger", misal:
"Angger nya sia mah, ari geus miceun runtah dimana wae teh!"
(Kebiasaan ya kamu, kalau sudah buang sampah sembarangan!"
Contoh penggunaan "tuman" lainnya:
Tuman lah, mun bisa mah koruptor téh aya nu dihukum gantung!
(Kebiasaan lah, kalau bisa koruptor tuh ada yang dihukum gantung!)
Tiap ngariung, manéh mah hayoh wé hayang ditraktir. Tuman!
(Tiap berkumpul, kamu terus saja pengen ditraktir. Kebiasaan!)
Tuman pisan nya sia mah, ari geus nganyérihatekeun awéwé téh!
(Kebiasaan banget kamu tuh, kalau sudah bikin sakit hati cewek!)
Bosen pisan nu éta nyieun berita hoax, Pa Pulisi téwakanlah nu karitu téh. Tuman! Ameh kapok!
(Bosan banget yang bikin berita hoax, Pak Polisi tengkap-tangkepin saja yang begitu tuh. Tuman! Supaya kapok!)
Chat ngan dibaca wungkul, dibales henteu. Tuman!
(Chat cuman dibaca aja, dibales enggak. Tuman!)
Ngajak dahar di cafe, pasa bagian mayar ku aing! Tuman!
(Ngajak makan di cafe, pas bagian bayar saya! Tuman!)
Nyindir ka batur kabeukina, pas disindir balik ngadon ngambek. Tuman!
(Nyindir ke orang lain hobinua, pas disindir balik malah marah. Tuman!)
Pas rek ulangan niron ka aing. Pas dibagi ulangan, peunteunna panggedéna. Tuman!
(Pas mau ulangan mencontek saya. Pas dibagi ulangan, nilainya paling gede. Tuman!)
Ngomong wé bogoh, ari dititah nyatakeun éra cenah. Tuman!
(Ngomong aja suka, pas disuruh nyatakeun malu katanya. Tuman!)
Keur tawuran asa aing jawara, ari dibawa ka kantor pulisi ngadon méwék. Tuman!
(Lagi tawuran ngerasa diri jawara, pas dibawa ke kantor polisi malah nangis. Tuman!)
------
Kumpulan artikel Belajar Bahasa Sunda lainnya LIHAT DI SINI
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS