Wayang Ajen Sukses Menghibur Warga di Gebyar Pesona Budaya Garut 2018



Wayang Ajen turut menghibur warga Garut dalam rangkaian acara hari jadi ke-205 Garut dengan tajuk Gebyar Pesona Budaya Garut 2018 di Lapangan Karangpawitan-Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/20/2018) malam. Ribuan masyarakat yang hadir pun dibuat terpesona oleh Wayang Ajen. Bahkan, sampai penampilan terakhir, masyarakat tak beranjak pergi dan memenuhi tenda besar seukuran lapangan sepak bola itu sampai acara selesai.

”Ini penampilan Wayang Ajen paling super. Ki Dalang Wawan tak kenal lelah, tontonan dan tuntunan keluar semua. Eksistensi Wayang Ajen ini luar biasa. Paket kualitas ini menjadikan karakter Wayang Ajen sangat kuat. Terima kasih Kementerian Pariwisata yang telah menghadirkan Wayang Ajen di rentetan ulang tahun Garut ini,”ujar Tokoh Garut, Asep Stroberi yang menyaksikan Wayang Ajen dari pertama hingga akhir acara.

Menghipnotis para generasi zaman now Garut
Asep yang juga Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restaurant Jawa Barat itu hadir bersama ribuan masyarakat Garut. Dalam acara tersebut hadir juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gun Gun Gumilar. Seperti diketahui, konsep multimedia yang ditampilkan pun menjadi magnet tersendiri. Big screen, lighting, hingga tata audio menyempurnakan show Wayang Ajen di Garut.

Dan, skenario ini pun mampu menghipnotis para generasi zaman now Garut. Mereka pun terlihat enjoy menyimak alur cerita yang dibawakan Ki Dalang Wawan Ajen yang membawakan judul lakon Ksatria Wirabangsa. Sesekali mereka berkomentar dan berinteraksi dengan alur cerita yang dibangun sesuai dengan kenyataan Indonesia terkini, fakta Indonesia terkini, meresap ke lapisan bawah dan cerita rakyat yang nyata dengan kehidupan sehari-hari. Ki Dalang Wawan Ajen menyajikan pagelaran dengan cerdas dan persusasif.

“Inilah kejelian Wayang Ajen. Mereka mampu menangkap peluang. Transformasi dilakukan dengan sentuhan modern. Mereka semua sangat fasih membaca tradisi dengan cara-cara modern. Hasilnya bisa dilihat, semua berkumpul di sini. Sangat ramai dan full oleh penonton, kami sangat senang dan berterima kasih kepada kementerian pariwisata yang telah menyajikan rangkaian ini,” tegas Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah. Anggota dewan yang dipilih oleh masyarakat Garut itu juga berinteraksi dengan masyarakat dengan membagikan topi, kaos, baju dan semua branding Pesona Indonesia yang merupakan ciri khas Kementerian Pariwisata.

Menghapus sekat sosial
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gun Gun Gumilar menambahkan, dengan dialektikanya, Wayang Ajen mampu menghapus sekat sosial dalam shownya. Semua penonton larut bersama masyarakat. Semua latar belakang menikmati karakter cerita yang dibangun. Cepot, Durjana, Dawala dan semua tokoh dimainkan sesuai dengan karakter dan mengena.

Lakon ‘Ksatria Wirabangsa’ adalah penafsiran ulang dari inspirasi kisah Ruwatan Murwakala. Memakai pakem Mahabarata, alur cerita pun dikemas kekinian. Sesuai update situasi dan kondisi terakhir negeri ini. Kasus teror di tahun politik pun dibahas tuntas. Ceritanya lengkap dengan orang gila baru sebagai algojo misterius. Penculikan dan penyiksaan para kiai yang marak pun tidak luput jadi pembuka.

Cerita pun mengalir seperti biasa. Wiracarita Mahabarata ini pun lalu mengisahkan cikal bakal Batara Kala. Figur penguasa kejahatan yang penuh angkara murka. Padahal, Batara Kala merupakan anak dari Batara. Guru dari Dewi Durga. Sosok yang gagal dalam menghayati dan menafsirkan cinta. Justru norma dilanggar hingga muncul ‘kamasalah’ dan besar sebagai angkara murka.

“Wayang Ajen memang penuh filosofi. Wajar saja banyak dinanti oleh semua kalangan, termasuk kids jaman now. Semua diterangkan sangat jelas. Mana benar dan mana yang salah. Batasan baik dan buruk gamblang sehingga mudah dicerna,” kata Budi yang malam itu mengenakan jaket kulit unggulan Garut itu.

Menyokong pertumbuhan pariwisata Indonesia
Dengan potensi besar dan inspirasi yang diberikan, Wayang Ajen pun jadi elemen penting. Vital dalam menyokong pertumbuhan pariwisata Indonesia. Buktinya, UNESCO sejak 2003 bahkan sudah mengakui kapabilitas Wayang Ajen. Warisan adiluhung ini pun ternyata sangat lentur. Upaya rekonstruksi show dilakukan Wayang Ajen dengan style ‘gaul’. Namun, esensinya tetap kokoh.

“Wayang Ajen ini masterpiece dunia. Dengar kemasan lebih segar, eksistensinya lebih hidup. Wayang ini bahkan tumbuh dan berkembang. Pasarnya semua, sebab anak-anak milenial juga suka Wayang Ajen ini,” tambah Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah.

Memiliki kemampuan adaptasi, Wayang Ajen punya modal kuat sebagai produk unggulan. Wayang pun bisa menjadi komoditi penarik kunjungan wisman juga wisnus. Produk unggulan tersebut terlihat dari kemasan wayang. Enak dilihat secara tata rupa, morfologi, anatomi, serta tata sunggingnya. Deputi Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, wayang harus terlihat menarik.

“Wayang harus menarik dan elegan. Kalau kemasannya menarik akan diterima siapapun, termasuk kids jaman now. Kepiawaian dalang juga diperlukan. Sebab, dalang ini yang menciptakan dan membangun cerita menjadi sebuah pertunjukan megah. Tentunya pula penuh filosofi, tapi
mudah dipahami,” kata Pitana didampingi Kabid Area Jawa Wawan Gunawan.

Paket lengkap memang ditawarkan Wayang Ajen. Atraksi, koreografi, komposer, hingga kostum jadi kesatuan artistik. Dibalik show megah sarat filosofis,unsur humor tetap dikedepankan. Wayang Ajen tetap berkolaborasi dengan penyanyi pop Rita Tila. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun memberikan apresiasi atas performa Wayang Ajen.

“Wayang Ajen harus terus tampil luar biasa. Harus terus mampu beradaptasi sesuai kebutuhan kekinian. Penawaran konsep lebih menarik dan rapi. Bukan hanya wayang zaman now, Wayang Ajen juga harus terus menjadi wayang go digital. Ini akan jadi konsep masa depan yang bagus bagi kelestarian wayang,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

----------

Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS