Gebyar Pesona Budaya Garut 2018 yang masuk ke dalam Calender of Event (CoE) 2018 Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memecahkan rekor dunia RHR (Record Holders Republic). Itu setelah, perhelatan tersebut memecahkan rekor dunia Rampak Silat Bambu Runcing dengan jumlah peserta terbanyak sebanyak 630 pesilat dari Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut. Bertempat di SOR Ciateul, Garut, Sabtu (24/2) pemecahan rekor itu langsung diberikan oleh pihak RHR.
Hadir dalam acara tersebut PJS Bupati Garut Koesmayadi Tatang, Kepala Disparbud Garut Budi Gan Gan Gumilar, Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan, Ketua PHRI Jawa Barat Asep Stroberi, Ketua dan Sekjen PPSI Jawa Barat, Ketua PPSI Kabupaten Garut dan tamu undangan lainnya.
Melibatkan 29 perguruan silat
Pemecahan rekor yang juga masuk dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Garut ke-205 itu melibatkan 29 perguruan silat dengan durasi rekor 30 menit. Rampak silat yang dikoordinasi Ketua DPC PPSI Kecamatan Selaawi, Utang Hermawan tersebut merupakan rampak terbesar yang pernah ada di dunia.
Kepala Bidang Area Jawa Wawan Gunawan didampingi Ketua PHRI Jawa Barat Asep Stroberi mengatakan, pemecahan rekor ini sebagai upaya dalam rangka fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat serta pemajuan Kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 thn 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. "Pemecahan rekor ini persembahkan untuk Garut yang merayakan Hari Jadi ke-205, ini juga sangat baik untuk Garut sebagai bagian atraksi yang dimiliki Garut. Atraksi ini harus dijaga agar wisatawan yang datang ke Garut bisa punya banyak pilihan," kata Wawan yang juga diamini Asep Stroberi.
Sertifikat RHR diserahkan oleh Indonesia Vice President of RHR Lia Mutisari. Dalam sambutannya Lia menyatakan sangat mengapresiasi keelokan budaya lokal Kabupaten Garut.“Kami harap kegiatan ini dapat membuat masyarakat lebih mencintai budaya lokal dan melestarikannya. Saya pun berharap Garut dapat menciptakan prestasi lainnya, khususnya di bidang rekor tingkat dunia,” kata Lia dalam keterangan resminya.
Asep Stroberi menambahkan, ke depannya, pria yang juga sebagai pengusaha di bidang kuliner nasional itu akan ikut menjaga budaya silat Garut ini agar tidak tergerus zaman. ”Salah satunya kami siap menjadi bapak angkat agar tradisi budaya Garut terus terjaga. Apa yang selalu ditegaskan oleh bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa sebuah destinasi itu harus memiliki Atraksi, Amenitas dan Akses yang baik agar bisa terus mendatangkan wisatawan.Rampak Silat Bambu Runcing ini juga bagian dari atraksi unggulan di Garut,”kata pria pemilik rumah makan ternama Asep Stroberi itu.
Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gan Gan Gumilar mengatakan, ke- 29 paguron yang terlibat dalam rampak tersebut semuanya berasal dari Selaawi. Menurutnya, ini langkah awal yang baik untuk memperkuat komponen paguron dan mempersatukan paguron-paguron yang ada dalam kebersamaan. ” Selamat untuk garut, atraksi ini yang harus terjaga dan terus ditingkatkan. Karena pariwisata itu, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,”kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Hadir dalam acara tersebut PJS Bupati Garut Koesmayadi Tatang, Kepala Disparbud Garut Budi Gan Gan Gumilar, Kepala Bidang Area Jawa Kemenpar Wawan Gunawan, Ketua PHRI Jawa Barat Asep Stroberi, Ketua dan Sekjen PPSI Jawa Barat, Ketua PPSI Kabupaten Garut dan tamu undangan lainnya.
Melibatkan 29 perguruan silat
Pemecahan rekor yang juga masuk dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Garut ke-205 itu melibatkan 29 perguruan silat dengan durasi rekor 30 menit. Rampak silat yang dikoordinasi Ketua DPC PPSI Kecamatan Selaawi, Utang Hermawan tersebut merupakan rampak terbesar yang pernah ada di dunia.
Kepala Bidang Area Jawa Wawan Gunawan didampingi Ketua PHRI Jawa Barat Asep Stroberi mengatakan, pemecahan rekor ini sebagai upaya dalam rangka fasilitasi dan pemberdayaan masyarakat serta pemajuan Kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 thn 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. "Pemecahan rekor ini persembahkan untuk Garut yang merayakan Hari Jadi ke-205, ini juga sangat baik untuk Garut sebagai bagian atraksi yang dimiliki Garut. Atraksi ini harus dijaga agar wisatawan yang datang ke Garut bisa punya banyak pilihan," kata Wawan yang juga diamini Asep Stroberi.
Sertifikat RHR diserahkan oleh Indonesia Vice President of RHR Lia Mutisari. Dalam sambutannya Lia menyatakan sangat mengapresiasi keelokan budaya lokal Kabupaten Garut.“Kami harap kegiatan ini dapat membuat masyarakat lebih mencintai budaya lokal dan melestarikannya. Saya pun berharap Garut dapat menciptakan prestasi lainnya, khususnya di bidang rekor tingkat dunia,” kata Lia dalam keterangan resminya.
Asep Stroberi menambahkan, ke depannya, pria yang juga sebagai pengusaha di bidang kuliner nasional itu akan ikut menjaga budaya silat Garut ini agar tidak tergerus zaman. ”Salah satunya kami siap menjadi bapak angkat agar tradisi budaya Garut terus terjaga. Apa yang selalu ditegaskan oleh bapak Menteri Pariwisata Arief Yahya, bahwa sebuah destinasi itu harus memiliki Atraksi, Amenitas dan Akses yang baik agar bisa terus mendatangkan wisatawan.Rampak Silat Bambu Runcing ini juga bagian dari atraksi unggulan di Garut,”kata pria pemilik rumah makan ternama Asep Stroberi itu.
Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Garut Budi Gan Gan Gumilar mengatakan, ke- 29 paguron yang terlibat dalam rampak tersebut semuanya berasal dari Selaawi. Menurutnya, ini langkah awal yang baik untuk memperkuat komponen paguron dan mempersatukan paguron-paguron yang ada dalam kebersamaan. ” Selamat untuk garut, atraksi ini yang harus terjaga dan terus ditingkatkan. Karena pariwisata itu, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan,”kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS