Walau berada di urutan ke-2 setelah Malaysia, potensi Indonesia sebagai tujuan wisata muslim tahun ini patut dibanggakan. Kini, Indonesia pun bisa lebih bergeliat untuk menarik para wisatawan muslim. Adalah The MasterCard-Crescent Rating Ramadan Travel Report yang merangking negara mana saja yang menjadi pilihan wisata bagi muslim berdasarkan data CrescentRating itu.
Sementara itu Negei Jiran, Malaysia masih bercokol di posisi puncak destinasi favorit traveler untuk libur Ramadan 2016. Setelah Malaysia, urutan negara lainnya yakni: Indonesia, Singapura, Turki, Brunei Darussalam, Afrika Selatan, Maladewa, Uni Emirat Arab, Iran dan Oman. Inilah yang sangat membanggakan dimana negara lain seperti Uni Emirat Arab punya sokongan dana yang berlimpah hingga pengembangan wisatanya yang termasuk bergengsi di dunia.
Sementara Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Indonesia Riyanto Sofyan, pada Sabtu 9 Juli 2016 menyatakan posisi Indonesia yang masuk jajaran elit destinasi traveller muslim dunia menjadi prestasi yang sangat membanggakan.
"Indonesia saat ini tak pernah absen berpartisipasi pada semua even Halal Tourism dan Mainstream Tourism. Dari mulai Global Islamic Economy Summit 2013, the 1st OIC International Forum on Islamic Tourism Jakarta 2014, World Halal Travel Summit 2015, World Halal Travel Award 2015, ATM Dubai, 2nd Halal Tourism Conference, Konya, Turkey, hingga the 1st UAE-China Islamic Economy Conference di Beijing, semua diikuti. Misi yang diusung, mengibarkan kemenangan di tiap event yang diikuti," papar Riyanto.
Di 1st UAE-China Islamic Economy Conference yang diinisiasi Presiden Xi Jin Ping, Indonesia yang diundang mewakili Halal Tourism Industry. Namun, pada event tersebut Malaysia tidak masuk. Untuk kategori halal, nama Indonesia memang sudah diperhitungkan dunia. Bahkan Uni Emirat arab (UEA), salah satu raksasa wisata halal dunia, berani menilai Indonesia lebih baik dari segi sistem dan standar, termasuk Standing Commitee for Economic Cooperation (COMCEC) negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).
World Islamic Economy Forum
"OIC Islamic Cooperation of Tourism Ministers Forum menunjuk Indonesia menjadi pemimpin, bukan Malaysia, dan akan mengadakan pertemuan pada 1 September 2016. Kita juga sudah meng-host World Islamic Economy Forum melalui Kementerian Keuangan tanggal 2-4 Agustus 2016 di JCC. Event ini biasanya digelar di London. Tahun 2014 dibuka British Prime Minister sekarang di Jakarta,” ujarnya.
Untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal,perlu ada pembenahan dan pengembangan di sana-sini dengan adanya standardisasi, sertifikasi, fokus, branding dan promosi. Ini sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
"Ini bagian dari berkah Ramadan dan juga hadiah atau kado Lebaran 2016. Indonesia secara meyakinkan telah masuk pada jajaran elit wisata halal dunia. Sesungguhnya kemenangan itu direncanakan. Kemenangan tidak datang tiba-tiba," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sementara itu Negei Jiran, Malaysia masih bercokol di posisi puncak destinasi favorit traveler untuk libur Ramadan 2016. Setelah Malaysia, urutan negara lainnya yakni: Indonesia, Singapura, Turki, Brunei Darussalam, Afrika Selatan, Maladewa, Uni Emirat Arab, Iran dan Oman. Inilah yang sangat membanggakan dimana negara lain seperti Uni Emirat Arab punya sokongan dana yang berlimpah hingga pengembangan wisatanya yang termasuk bergengsi di dunia.
Sementara Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Indonesia Riyanto Sofyan, pada Sabtu 9 Juli 2016 menyatakan posisi Indonesia yang masuk jajaran elit destinasi traveller muslim dunia menjadi prestasi yang sangat membanggakan.
"Indonesia saat ini tak pernah absen berpartisipasi pada semua even Halal Tourism dan Mainstream Tourism. Dari mulai Global Islamic Economy Summit 2013, the 1st OIC International Forum on Islamic Tourism Jakarta 2014, World Halal Travel Summit 2015, World Halal Travel Award 2015, ATM Dubai, 2nd Halal Tourism Conference, Konya, Turkey, hingga the 1st UAE-China Islamic Economy Conference di Beijing, semua diikuti. Misi yang diusung, mengibarkan kemenangan di tiap event yang diikuti," papar Riyanto.
Di 1st UAE-China Islamic Economy Conference yang diinisiasi Presiden Xi Jin Ping, Indonesia yang diundang mewakili Halal Tourism Industry. Namun, pada event tersebut Malaysia tidak masuk. Untuk kategori halal, nama Indonesia memang sudah diperhitungkan dunia. Bahkan Uni Emirat arab (UEA), salah satu raksasa wisata halal dunia, berani menilai Indonesia lebih baik dari segi sistem dan standar, termasuk Standing Commitee for Economic Cooperation (COMCEC) negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).
World Islamic Economy Forum
"OIC Islamic Cooperation of Tourism Ministers Forum menunjuk Indonesia menjadi pemimpin, bukan Malaysia, dan akan mengadakan pertemuan pada 1 September 2016. Kita juga sudah meng-host World Islamic Economy Forum melalui Kementerian Keuangan tanggal 2-4 Agustus 2016 di JCC. Event ini biasanya digelar di London. Tahun 2014 dibuka British Prime Minister sekarang di Jakarta,” ujarnya.
Untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal,perlu ada pembenahan dan pengembangan di sana-sini dengan adanya standardisasi, sertifikasi, fokus, branding dan promosi. Ini sesuai dengan arahan Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
"Ini bagian dari berkah Ramadan dan juga hadiah atau kado Lebaran 2016. Indonesia secara meyakinkan telah masuk pada jajaran elit wisata halal dunia. Sesungguhnya kemenangan itu direncanakan. Kemenangan tidak datang tiba-tiba," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS