Selalu ada rasa ngangeni kalau mengingat jajanan-jajanan yang ada di Bumi Pertiwi. Apalagi kalau jajanan tersebut everlasting atau abadi yang dijajakan dari kampung ke kampung, jadi seperti pembawa kenangan ke masa kecil. Jadi, walaupun kini bermunculan kedai-kedai yang menyajikan makanan "modern" yang kebarat-baratan seperti pizza, spaghetti, burger, orang Indonesia tentu tidak akan lupa pada jajanan tradisional.
Salah satu jajanan tradisional khas Indonesia adalah tahu gejrot yang berasal dari Cirebon. Makanan yang diperkirakan sudah "beredar" di Kota Udang sebelum Indonesia merdeka ini, memang memiliki banyak penggemar setia. Apalagi wilayah sebarannya yang kini menjangkau beberapa kota besar Indonesia, membuat makanan yang biasa disajikan menggunakan piring tanah liat ini juga memiliki banyak penggemar baru sehingga semakin populer. Tak heran kalau pedagang tahu gejrot mudah ditemui di beberapa kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.
Citarasa yang Khas
Nama tahu gejrot konon disematkan merujuk kepada bunyi saat bumbu kuah dituangkan dari dalam botol ke dalam piring tanah liat, yaitu "gejrot". Tahu gejrot menggunakan tahu berwarna putih yang tawar sebagai bahan dasar. Ada juga yang menyebutkan tahu yang dipakai adalah tahu sumedang. Citarasanya yang khas dan selalu membuat "rindu" para penggemarnya datang dari bumbu kuahnya yang khas, ditambah bumbu ulek cabai rawit, garam, bawang merah, dan bawang putih.
Kombinasi antara rasa asam, manis, dan pedas, membuat penganan ini sangat ditunggu pada siang hari di mana orang-orang biasanya sudah mulai lelah setelah beraktivitas dan mata mulai kereyep-kereyep mengantuk. Dengan mencicipi potongan-potongan tahu gejrot yang kuahnya segar dan "gigitan" pedasnya cabai rawit, saraf-saraf akan kembali terjaga dan mata menjadi "jreng" kembali.
Tersebar di Berbagai Daerah
Itulah sebabnya, pedagang tahu gejrot yang biasa menjajakan dagangannya dengan cara dipikul itu selalu menjadi favorit. Apalagi, harganya pun tidaklah mahal, berkisar antara Rp 3.000-Rp 7.000 satu porsinya. Harganya memang bisa fluktuatif mengikuti harga tahu yang berbahan dasar kedelai dan merupakan salah satu komoditas yang diimpor Indonesia.
Di kota asalnya, Cirebon, penjual tahu gejrot bertebaran dan sangat mudah ditemui. Beberapa di antaranya cukup terkenal dan memiliki penggemar setia. Seperti di dekat Pasar Kanoman Jalan Lemahwungkuk dan di Alun-alun Kejaksan. Jadi selain punya empal gentong dan nasi jamblang, Kota Wali pun memiliki tahu gejrot yang terkenal. Namun bila Anda tidak sempat ke sana, jangan khawatir karena kini pedagang tahu gejrot banyak juga dijumpai di kota-kota lainnya di Indonesia dengan kekhasannya, menggunakan pikulan.
Salah satu jajanan tradisional khas Indonesia adalah tahu gejrot yang berasal dari Cirebon. Makanan yang diperkirakan sudah "beredar" di Kota Udang sebelum Indonesia merdeka ini, memang memiliki banyak penggemar setia. Apalagi wilayah sebarannya yang kini menjangkau beberapa kota besar Indonesia, membuat makanan yang biasa disajikan menggunakan piring tanah liat ini juga memiliki banyak penggemar baru sehingga semakin populer. Tak heran kalau pedagang tahu gejrot mudah ditemui di beberapa kota besar, seperti Jakarta dan Bandung.
Citarasa yang Khas
Nama tahu gejrot konon disematkan merujuk kepada bunyi saat bumbu kuah dituangkan dari dalam botol ke dalam piring tanah liat, yaitu "gejrot". Tahu gejrot menggunakan tahu berwarna putih yang tawar sebagai bahan dasar. Ada juga yang menyebutkan tahu yang dipakai adalah tahu sumedang. Citarasanya yang khas dan selalu membuat "rindu" para penggemarnya datang dari bumbu kuahnya yang khas, ditambah bumbu ulek cabai rawit, garam, bawang merah, dan bawang putih.
Kombinasi antara rasa asam, manis, dan pedas, membuat penganan ini sangat ditunggu pada siang hari di mana orang-orang biasanya sudah mulai lelah setelah beraktivitas dan mata mulai kereyep-kereyep mengantuk. Dengan mencicipi potongan-potongan tahu gejrot yang kuahnya segar dan "gigitan" pedasnya cabai rawit, saraf-saraf akan kembali terjaga dan mata menjadi "jreng" kembali.
Tersebar di Berbagai Daerah
Itulah sebabnya, pedagang tahu gejrot yang biasa menjajakan dagangannya dengan cara dipikul itu selalu menjadi favorit. Apalagi, harganya pun tidaklah mahal, berkisar antara Rp 3.000-Rp 7.000 satu porsinya. Harganya memang bisa fluktuatif mengikuti harga tahu yang berbahan dasar kedelai dan merupakan salah satu komoditas yang diimpor Indonesia.
Di kota asalnya, Cirebon, penjual tahu gejrot bertebaran dan sangat mudah ditemui. Beberapa di antaranya cukup terkenal dan memiliki penggemar setia. Seperti di dekat Pasar Kanoman Jalan Lemahwungkuk dan di Alun-alun Kejaksan. Jadi selain punya empal gentong dan nasi jamblang, Kota Wali pun memiliki tahu gejrot yang terkenal. Namun bila Anda tidak sempat ke sana, jangan khawatir karena kini pedagang tahu gejrot banyak juga dijumpai di kota-kota lainnya di Indonesia dengan kekhasannya, menggunakan pikulan.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS