Selain memiliki koleksi wisata alam, Jawa Barat juga kaya dengan kesenian dan jenis alat musik tradisional. Tidak hanya yang sudah lama ada, tapi juga bermunculan kesenian dan alat musik baru karya cipta para seniman yang tidak ternilai harganya. Salah satunya adalah seni toleat dari Kabupaten Subang. Tidak perlu malu bila Anda belum mengetahui kesenian ini.
Bahkan, masyarakat Kab. Subang --tempat kelahiran seni dan alat musik ini-- juga belum begitu mengetahuinya. Nama toleat konon diambil dari kata taluat atauberat. Namun menurut sang penciptanya, Suparman, kata toleat diambil dari kata Cina, "ko liat".
Toleat merupakan alat musik tiup mirip suling yang terbuat dari awi tamiang. Namun, tesktur bambu dan suaranya berbeda dengan suling. Suara toleat berbeda dengan suling. Suling menghasilkan suara yang ngagelik (nyaring), sedangkan toleat agak berat dan suaranya mirip suara terompet atau saksofon. Seni dan alat tiup toleat adalah seni kaulinan budak angon yang menggembala kambing atau kerbau di sawah di daerah pantai utara (pantura).
Toleat awalnya dibuat dari batang jerami kering yang dibuat menjadi alat tiup. Akan tetapi, suara yang keluar dari batang jerami kering tidak keras. Meskipun demikian, para penggembala menikmati hasil ciptaannya.
Adalah Suparman --akrab dipanggil Mang Parman-- pada dekade '80-an mencoba berinovasi menciptakan toleat dari batang bambu yang biasa dibuat sumpit. Setelah beberapa kali dicoba, ternyata toleat dari awi tamiang ini cocok dan mengeluarkan suara yang diinginkan. Bahkan, bunyinya bernada laras salendro dan laras madenda. Apalagi setelah diberi lubang ada, toleat bisa dikolaborasikan dengan alat musik modern.
Harmonis dengan Alat Musik Modern
Laras salendro dan madenda tercipta apabila ujung bambu yang dijadikan sumber suara dilapisi kayu dari pohon berenuk yang telah diserut sampai tipis. Pohon berenuk merupakan pohon asli dataran rendah. Batang kayunya sangat kuat, sehingga bisa diserut sampai sangat tipis.
Memainkan toleat memang memiliki kesulitan tersendiri. Selain berat saat ditiup, juga dibutuhkan keterampilan tinggi untuk memainkannya. Orang-orang yang memiliki dasar-dasar bermain alat tiup saja yang bisa memainkannya.
Karena memiliki karakter suara mirip suara saksofon dan klarinet, toleat bisa harmonis dimainkan dengan alat musik modern lainnya. Tak heran bila ada mahasiswa Australia dan Belanda yang mencoba mengolaborasikannya dengan musik dari komputer (middi).
Sebagai alat musik tradisional Jabar (Kab. Subang), toleat memang telah melanglangbuana ke mancanegara. Jangan heran bila seni kaulinan barudak angon ini suatu saat bisa diperdengarkan dalam sebuah pertunjukan orkestra di negeri-negeri Eropa.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS