Cita-cita masyarakat Jawa Barat untuk memiliki gedung kesenian yang representatif dan bertaraf internasional semakin mendekati kenyataan. Bahkan, desainer gedung kesenian tersebut bukanlah orang sembarangan, melainkan Zaha Hadid, arsitek berkelas dunia yang telah banyak merancang gedung-gedung ikonik di seluruh dunia. Antara lain London Aquatic Center dan Sheikh Zayed Bridge Abu Dhabi.
Pada hari Jumat (29/1/2016), Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan tim Zaha Hadid melakukan pertemuan untuk membahas rencana pembangunan gedung yang akan dibangun di lahan seluas 4 hektare di Cikutra, Kota Bandung itu, di Bandung Command Center, Balai Kota Bandung, Jl. Wastukancana.
Menurut Wagub, pertemuan dengan tim utusan Zaha Hadid membicarakan desain gedung kesenian, luas lahan yang digunakan, fungsi-fungsi gedung, dan sarana pendukungnya. Setelah proses persiapan selesai di tahun 2016, maka pembangunan gedung diharapkan segera dimulai. Pada tahun 2017, masyarakat Jawa Barat diharapkan sudah memiliki gedung kesenian modern yang diharapkan menjadi ikon kebanggaan yang mendunia.
Dalam perteman itu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil meminta tim Zaha Hadid menerapkan unsur-unsur budaya lokal Jawa Barat dalam gedung tersebut, antara lain batik megamendung asal Cirebon dan kurungan ayam. Arsitektur yang unik akan menjadi ciri gedung kesenian ini. Apalagi dalam hal ini, Zaha Hadid memang ahlinya. Wanita berdarah Irak itu dikenal dengan desainnya yang ekstrem dan out of the box.
Akan tetapi, bisa dipastikan pembangunan gedung ini akan membutuhkan biaya yang besar. Bahkan disebut-sebut, anggaran yang dibutuhkan untuk membayar desain karya Zaha Hadid saja mencapai Rp 20 miliar. Belum termasuk biaya untuk membangun gedungnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menyatakan, dana pembangunan gedung ini tidak semuanya dari APBD, tapi juga melibatkan pihak ketiga sebagai partner. Apalagi di gedung kesenian itu nantinya ada bagian untuk are komersial, seperti mal dan hotel.
Lobi Emil
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil berperan besar dalam mendapatkan kesediaan Zaha Hadid untuk mendesain gedung kesenian Jabar. Emil bahkan sempai bela-belain berangkat ke negeri Ratu Elizabeth untuk "membujuk" Zaha Hadid yang dikatakan sempat menolak. Namun berkat lobi Emil, wanita peraih Stiling Prize pada 2010 dan 2011 ini akhirnya luluh dan menyatakan bersedia turun tangan mengerjakan desain proyek ini.
Menurut Emil, selama ini Zaha Hadid sering mendesain gedung-gedung pertunjukan. Ia pun terkenal selektif dalam menentukan kliennya. Mengenai anggaran pembangunan ini, Emil menegaskan biaya pembangunan gedung ini tidak menggunakan APBD, karena nantinya ada investor. Menurutnya, Pemprov Jabar tidak membayar arsiteknya. Desain Zaha Hadid nantinya akan dibayar oleh pihak investor dan investor tersebut menghibahkan hasilnya ke Pemprov Jabar.
Apabila sudah berdiri, gedung ini akan menjadi arena bagi seniman-seniman Jawa Barat dan Tanah Air untuk berkreasi. Gedung ini pun bisa menarik perhatian grup-grup internasional untuk datang dan tampil di Indonesia. Keuntungan lainnya dari pendirian gedung ini tentu saja meningkatkan perekonomian dan semakin menggairahkan dunia pariwisata di Jawa Barat.
Pada hari Jumat (29/1/2016), Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan tim Zaha Hadid melakukan pertemuan untuk membahas rencana pembangunan gedung yang akan dibangun di lahan seluas 4 hektare di Cikutra, Kota Bandung itu, di Bandung Command Center, Balai Kota Bandung, Jl. Wastukancana.
Menurut Wagub, pertemuan dengan tim utusan Zaha Hadid membicarakan desain gedung kesenian, luas lahan yang digunakan, fungsi-fungsi gedung, dan sarana pendukungnya. Setelah proses persiapan selesai di tahun 2016, maka pembangunan gedung diharapkan segera dimulai. Pada tahun 2017, masyarakat Jawa Barat diharapkan sudah memiliki gedung kesenian modern yang diharapkan menjadi ikon kebanggaan yang mendunia.
Dalam perteman itu, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil meminta tim Zaha Hadid menerapkan unsur-unsur budaya lokal Jawa Barat dalam gedung tersebut, antara lain batik megamendung asal Cirebon dan kurungan ayam. Arsitektur yang unik akan menjadi ciri gedung kesenian ini. Apalagi dalam hal ini, Zaha Hadid memang ahlinya. Wanita berdarah Irak itu dikenal dengan desainnya yang ekstrem dan out of the box.
Akan tetapi, bisa dipastikan pembangunan gedung ini akan membutuhkan biaya yang besar. Bahkan disebut-sebut, anggaran yang dibutuhkan untuk membayar desain karya Zaha Hadid saja mencapai Rp 20 miliar. Belum termasuk biaya untuk membangun gedungnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menyatakan, dana pembangunan gedung ini tidak semuanya dari APBD, tapi juga melibatkan pihak ketiga sebagai partner. Apalagi di gedung kesenian itu nantinya ada bagian untuk are komersial, seperti mal dan hotel.
Lobi Emil
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil berperan besar dalam mendapatkan kesediaan Zaha Hadid untuk mendesain gedung kesenian Jabar. Emil bahkan sempai bela-belain berangkat ke negeri Ratu Elizabeth untuk "membujuk" Zaha Hadid yang dikatakan sempat menolak. Namun berkat lobi Emil, wanita peraih Stiling Prize pada 2010 dan 2011 ini akhirnya luluh dan menyatakan bersedia turun tangan mengerjakan desain proyek ini.
Menurut Emil, selama ini Zaha Hadid sering mendesain gedung-gedung pertunjukan. Ia pun terkenal selektif dalam menentukan kliennya. Mengenai anggaran pembangunan ini, Emil menegaskan biaya pembangunan gedung ini tidak menggunakan APBD, karena nantinya ada investor. Menurutnya, Pemprov Jabar tidak membayar arsiteknya. Desain Zaha Hadid nantinya akan dibayar oleh pihak investor dan investor tersebut menghibahkan hasilnya ke Pemprov Jabar.
Apabila sudah berdiri, gedung ini akan menjadi arena bagi seniman-seniman Jawa Barat dan Tanah Air untuk berkreasi. Gedung ini pun bisa menarik perhatian grup-grup internasional untuk datang dan tampil di Indonesia. Keuntungan lainnya dari pendirian gedung ini tentu saja meningkatkan perekonomian dan semakin menggairahkan dunia pariwisata di Jawa Barat.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS