Peluncuran Kebun Raya Kuningan untuk umum pada 25 November 2015, merupakan harapan untuk menyelamatkan lingkungan dan melestarikan kekayaan sumber daya hayati. Selain itu, kehadiran kebun raya juga bisa menjadi objek tujuan wisata yang penting bagi pendapatan asli daerah, riset, dan menjadi sumber pengetahuan bagi generasi muda. Hal itu sesuai dengan lima fungsi kebun raya, yaitu fungsi pendidikan, penelitian, rekreasi, ekonomi, dan konservasi.
Meski demikian, setelah sekitar tiga pekan dibuka untuk umum, Bupati Kuningan, Hj. Utje Ch. Suganda, Jumat (18/12/2015), memerintahkan agar Kebun Raya Kuningan ditutup untuk umum mulai Senin (21/12/2015). Perintah itu bukan tanpa alasan. Menurut Bupati, kebun raya itu ditutup hingga waktu yang tidak bisa ditentukan karena masih memerlukan pembenahan dan pembangunan di sana-sini agar lebih memadai dan menjadi tempat rekreasi yang aman dan nyaman bagi pengunjung. Antara lain pembangunan fasilitas, umum, fasilitas sosial, pembangunan infrastrukur, dan taman tematik.
Antusiasme Masyarakat
Menurutnya, peluncuran KRK pada November lalu hanyalah upaya memperkenalkan eksistensi kebun raya ini kepada masyarakat. Ternyata, sambutan masyarakat terhadap keberadaan Kebun Raya Kuningan ini cukup menggembirakan dan memberikan harapan kawasan ini akan menjadi tujuan wisata andalan Kuningan ke depan. Selama peluncuran kurang dari sebulan lalu, masyarakat berbondong-bondong ke kebun raya ketiga milik daerah di Indonesia ini. Bahkan pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 1.000 orang.
Kebun Raya Kuningan yang berada di Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan ini dibangun atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Pekerjaan Umum. Diharapkan kebun raya ini bisa menjadi benteng untuk meminimalisasi semakin berkurangnya sumber daya alam yang semakin terdesak oleh pembangunan.
Kehadiran Kebun Raya Kuningan menambah koleksi kebun raya di Indonesia. Indonesia kini memiliki 27 kebun raya. Dari jumlah itu, 5 dikelola LIPI dan 22 dikelola kabupaten/kota, termasuk Kebun Raya Kuningan.
Dengan topografi berbukit-bukit di ketinggian 490-870 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kebun Raya Kuningan memiliki lahan seluas 154,908 hektare dengan kurang lebih 24.000 spesimen. Jenis tumbuhan yang dikembangkan antara lain pohon durian, lengkeng, kedoya, aren, cengkih, dan lame.
Tempat Berwisata dan Rujukan Ilmiah
Kebun Raya Kuningan memiliki kekhasan karena memiliki tematik bebatuan. Kebun raya ini juga diharapkan menjadi rumah bagi spesimen endemik Kuningan, Jawa Barat, dan nasional untuk menjadi sumber pendidikan dan penelitian, serta diharapkan membangkitkan ekonomi masyarakat.
Kini kita menanti upaya pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, LIPI, dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangun fasilitas dan infrastruktur di Kebun Raya Kuningan. Tentunya kita berharap pembenahan itu menghasilkan kebun raya yang menjadi tempat rekreasi favorit keluarga karena memiliki fasilitas yang lengkap dengan infrastruktur yang memadai.
Kita pun saja berharap kebun raya ini menjadi sumber rujukan ilmiah yang kaya dan lengkap bagi para peneliti dan ilmuwan kita. Dan yang paling penting dari semua itu, kebun raya ini menjadi tempat untuk melestarikan sumber daya hayati dan lingkungan demi generasi penerus bangsa ini.
Meski demikian, setelah sekitar tiga pekan dibuka untuk umum, Bupati Kuningan, Hj. Utje Ch. Suganda, Jumat (18/12/2015), memerintahkan agar Kebun Raya Kuningan ditutup untuk umum mulai Senin (21/12/2015). Perintah itu bukan tanpa alasan. Menurut Bupati, kebun raya itu ditutup hingga waktu yang tidak bisa ditentukan karena masih memerlukan pembenahan dan pembangunan di sana-sini agar lebih memadai dan menjadi tempat rekreasi yang aman dan nyaman bagi pengunjung. Antara lain pembangunan fasilitas, umum, fasilitas sosial, pembangunan infrastrukur, dan taman tematik.
Antusiasme Masyarakat
Menurutnya, peluncuran KRK pada November lalu hanyalah upaya memperkenalkan eksistensi kebun raya ini kepada masyarakat. Ternyata, sambutan masyarakat terhadap keberadaan Kebun Raya Kuningan ini cukup menggembirakan dan memberikan harapan kawasan ini akan menjadi tujuan wisata andalan Kuningan ke depan. Selama peluncuran kurang dari sebulan lalu, masyarakat berbondong-bondong ke kebun raya ketiga milik daerah di Indonesia ini. Bahkan pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 1.000 orang.
Kebun Raya Kuningan yang berada di Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan ini dibangun atas kerja sama Pemerintah Kabupaten Kuningan dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Kementerian Pekerjaan Umum. Diharapkan kebun raya ini bisa menjadi benteng untuk meminimalisasi semakin berkurangnya sumber daya alam yang semakin terdesak oleh pembangunan.
Kehadiran Kebun Raya Kuningan menambah koleksi kebun raya di Indonesia. Indonesia kini memiliki 27 kebun raya. Dari jumlah itu, 5 dikelola LIPI dan 22 dikelola kabupaten/kota, termasuk Kebun Raya Kuningan.
Dengan topografi berbukit-bukit di ketinggian 490-870 meter di atas permukaan laut (mdpl), Kebun Raya Kuningan memiliki lahan seluas 154,908 hektare dengan kurang lebih 24.000 spesimen. Jenis tumbuhan yang dikembangkan antara lain pohon durian, lengkeng, kedoya, aren, cengkih, dan lame.
Tempat Berwisata dan Rujukan Ilmiah
Kebun Raya Kuningan memiliki kekhasan karena memiliki tematik bebatuan. Kebun raya ini juga diharapkan menjadi rumah bagi spesimen endemik Kuningan, Jawa Barat, dan nasional untuk menjadi sumber pendidikan dan penelitian, serta diharapkan membangkitkan ekonomi masyarakat.
Kini kita menanti upaya pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, LIPI, dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangun fasilitas dan infrastruktur di Kebun Raya Kuningan. Tentunya kita berharap pembenahan itu menghasilkan kebun raya yang menjadi tempat rekreasi favorit keluarga karena memiliki fasilitas yang lengkap dengan infrastruktur yang memadai.
Kita pun saja berharap kebun raya ini menjadi sumber rujukan ilmiah yang kaya dan lengkap bagi para peneliti dan ilmuwan kita. Dan yang paling penting dari semua itu, kebun raya ini menjadi tempat untuk melestarikan sumber daya hayati dan lingkungan demi generasi penerus bangsa ini.
----------
Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS