Gunung Galunggung, Wisata Unggulan Tasikmalaya




Pada 5 April 1982 hingga 8 Januari 1983 adalah masa suram di beberapa wilayah terutama di Jawa Barat. Pada masa itu, langit tertutup debu letusan Gunung Galunggung. Letusan Gunung Galunggung memunculkan suara dentuman, pijaran api, dan kilatan halilintar.

Akibat bencana alam tersebut tak sedikit yang jadi korban dimana sebagian besar karena sebab tidak langsung (kecelakaan lalu lintas, usia tua, kedinginan dan kekurangan pangan). Perkiraan kerugian sekitar Rp 1 miliar dan 22 desa ditinggal tanpa penghuni. Bukti-bukti kerusakan akibat letusan Gunung Galunggung bisa dilihat di Museum Geologi, Bandung.

Bukan hanya korban jiwa, kerusakan rumah, juga terganggunya aktivitas masyarakat namun berimbas pada legenda jeruk garut. Letusan berakibat pada populasi tanaman asli dari kota intan itu karena rusak diterpa abu Gunung Galunggung. Setelah meletusnya Gunung Galunggung, jeruk garut banyak yang tak berbuah dan sampai kini sulit ditemukan.Kebanyakan petani saat ini menanam jeruk keprok garut dan jeruk siem.

Destinasi wisata favorit di Priangan Timur
Letusan pada periode ini juga telah menyebabkan berubahnya peta wilayah pada radius sekitar 20 km dari kawah Galunggung, yaitu mencakup Kecamatan Indihiang, Kecamatan Sukaratu dan Kecamatan Leuwisari. Namun di balik bencana, Gunung Galunggung kini menjadi salah satu destinasi favorit wisata Tasikmalaya. Dan Gunung Galunggung pun menjadi wisata unggulan yang dipromosikan Pemkab Tasikmalaya dalam program sinergi wisata Priangan Timur.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kab. Tasikmalaya Nana Rukmana, Pemkab Tasikmalaya akan mengembangkan potensi objek-objek wisata di Kab. Tasikmalaya. Beberapa destinasi wisata seperti Gunung Galunggung, Pantai Karangtawulan, dan Kampung Naga menjadi prioritas pembangunan pengembangan wisata. Ketiga tempat wisata tersebut mampu melebihi target sumbangan PAD. Sementara kawasan wisata alam Gunung Galunggung pun akan dibenahi seperti penyediaan hotel syari'ah, area parkir, musala, kamar mandi, hingga penataan wisata pemandian air panas.

Kawasan wisata dengan luas kurang lebih 120 hektare ini kini dikelola Perum Perhutani. Gunung Galugggung memiliki panorama eksotis khas dataran tinggi dengan udaranya yang dingin. Gunung berapi dengan tinggian 2.167 mdpl tersebut kini jadi tempat kemah favorit, terutama wisatawan lokal. Destinasi lain yang kian jadi primadona wisatawan adalah wisata pemandian air panas. Pemandian air panas yang ada di kawasan Galunggung salah satunya ada Citiis Padakembang.

Wisata kawah dan pemandian air panas Gunung Galunggung
Dan tentunya wisata pemandandangan kawah adalah tujuan para pelancong berkunjung ke tempat wisata alam ini. Sajian pemandangan yang unik dengan adanya pulau di tengah kawah dimana di pulau tersebut ada bendera yang tertancap. Pada saat cuaca cerah, keindahan alam lainnya berupa sungai-sungai dari bukit Gunung Galunggung.

Spot lainnya adalah curug atau air terjun. Sementara untuk penunjang lainnya, di sini pun ada warung-warung yang menyediakan aneka makanan untuk kebutuhan pengunjung. Untuk tiket masuk wisata kawah Gunung Galunggung hanya Rp6.500 (harga tiket bisa berubah sewaktu-waktu).

Aksesibiltas ke Gunung Galunggung
Untuk akses ke Gunung Galunggung, bisa naik bus jurusan ke Tasikmalaya. Kemudian naik ojek dengan waktu tempuh kurang dari satu jam. Rute lain yang bisa ditempuh dari perempatan Pesantren Cipasuk belok kanan ke arah Cisayong. Perjalanan dari gerbang ke kaki galunggung kurang keih memakan waktu 7-10 menit perjalanan. Adapun untuk ke arah kawah ada da dua cara  yakni lewat jalan pasir yang landai menurun (sisi kiri kawah ) dan lewat jalur yang sudah disediakan (di sebelah kanan).

----------

Baca info wisatajabar.com lainnya di GOOGLE NEWS